4 Teknik Storytelling untuk Membuat Konten Menarik

man, woman, question mark-2814937.jpg

Pernahkah kamu melihat konten berbentuk cerita dan merasa terharu? Atau merasa bahwa kreator yang berperan dalam konten tersebut mirip dengan ceritamu? Jika iya, berarti kamu telah melihat sebuah konten yang menerapkan konsep storytelling. 

Sebenarnya, apa itu storytelling? Apa saja teknik storytelling dan bagaimana tipsnya untuk digunakan dalam pembuatan konten? 

Nah, buat kamu yang penasaran dan ingin mengetahui lebih dalam terkait teknik storytelling, yuk langsung saja cek informasinya di bawah ini.

Apa Itu Storytelling Marketing?

Sebelum membahas teknik storytelling dan tips penerapannya dalam konten, kamu harus tahu dulu apa itu storytelling.

Storytelling merupakan proses penggunaan fakta yang diceritakan untuk mengkomunikasikan suatu hal. Biasanya, beberapa cerita akan menggabungkan antara fakta dan imajinasi agar lebih menarik.

Sementara itu, storytelling marketing merupakan suatu penggunaan cerita untuk mengkomunikasikan pesan dengan tujuan membuat pelanggan merasakan sesuatu agar dapat mempengaruhi tindakan mereka.

Sederhananya, storytelling merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang disampaikan dalam sebuah cerita menarik.

Storytelling yang baik untuk konten harus berupa cerita yang menghibur, dapat dipercaya, mengedukasi, terorganisir, relatable serta mudah diingat atau memorable.

Penerapan storytelling marketing selalu digunakan dalam konten berupa, video, foto maupun caption di media sosial. Tujuannya untuk menarik para target audiens agar membaca atau menonton konten, lalu melakukan keputusan, seperti menjadi followers, melakukan pembelian dan lainnya.

Teknik Storytelling untuk Membuat Konten Menarik

Ada empat teknik storytelling yang bisa kamu pilih dan gunakan dalam pembuatan konten, yaitu:

  1. Teknik The Mountain

Teknik the mountain biasanya sering digunakan dalam pembuatan cerpen, novel maupun film. Ceritanya akan diawali dengan pengenalan karakter terlebih dahulu. Selanjutnya akan ada konflik, puncak konflik sampai solusi. 

Dalam dunia marketing, teknik storytelling ini cocok digunakan saat kamu akan membuat konten mengenai produk baru di Instagram. 

Tentunya, teknik storytelling akan menjadi alternatif yang khas dan pembeda di tengah berbagai jenis konten yang beredar di media sosial. Selain itu, kebanyakan audiens senang melihat konten yang disampaikan dengan gaya berbeda. Sehingga, teknik the mountain bisa menjadi solusi untuk kamu yang ingin tampil beda.

  1. Teknik False Start

Teknik false start akan menunjukkan kesalahan-kesalahan seseorang pada awal cerita. Kemudian, diikuti dengan bagian yang memperlihatkan usaha seseorang dalam memperbaiki kesalahan tersebut. 

Teknik storytelling ini cukup bagus digunakan untuk mengubah perspektif masyarakat terkait produk tertentu. Misalnya, produk yang semula dianggap kurang baik, padahal memiliki mutu tinggi. 

  1. Teknik Sparklines

Tahukah kamu bahwa teknik sparklines pernah digunakan oleh Steve Jobs pada tahun 2007 saat memperkenalkan iPhone. 

Teknik sparklines menceritakan perbedaan yang terjadi sekarang dengan harapan yang diinginkan dan langkah apa yang mesti dilakukan. Teknik storytelling ini cukup bagus untuk mempengaruhi perasaan khalayak agar mau memakai solusi yang kamu sampaikan.

  1. Teknik Monomyth

Nah, kalau teknik monomyth lebih terkenal sebagai cerita yang memperkenalkan “Kisah Kepahlawanan”. Jadi, ceritanya akan berfokus kepada seseorang yang terus berjuang dalam kesulitan hingga akhirnya berhasil mencapai tujuan yang dia inginkan.

Melalui teknik ini, para kreator dapat menonjolkan kisah inspiratif, yang akan memicu banyak audiens untuk bertindak seperti seorang pahlawan dalam memperjuangkan sesuatu.

Tips Menerapkan Storytelling dalam Konten Marketing

Setelah mengetahui beberapa teknik storytelling, kamu bisa menyimak beberapa tips menerapkan storytelling dalam konten marketing berikut:

  1. Buat Kisah yang Menyentuh

Semua orang selalu menyukai cerita yang dapat menyentuh hatinya. Ketika hatinya tersentuh, biasanya akan timbul emosi tertentu yang membuat mereka melakukan suatu tindakan, seperti memberi like konten kamu, share kontenmu ke teman-temannya, atau membeli produk yang kamu tawarkan dalam konten.

Nah, untuk membuat kisah yang menyentuh, kamu bisa mengambil ide konten dari cerita orang-orang di sekitar atau yang banyak dialami orang di luar sana.

  1. Sajikan Narasi Unik

Maksud dari narasi unik disini adalah konten storytelling kamu harus berbeda dari yang lain atau sebelumnya. Buatlah suatu narasi yang sulit dilupakan oleh target audiens, sehingga mereka tidak merasa bahwa konten kamu pasaran.

Saat konten storytelling yang dibuat dapat menimbulkan kesan mendalam, para audiens pun akan terdorong untuk melakukan transaksi pembelian atau mengikuti akun kamu nantinya.

  1. Lengkapi dengan Komponen Audio, Visual dan Kinestetik

Perlu kamu catat bahwa konten storytelling yang dapat melibatkan banyak indera akan terasa efektif untuk mendatangkan audiens potensial.

Secara umum, keterlibatan indera dalam menangkap pesan dilandasi dengan tiga bentuk, yaitu audio, visual dan kinestetik. Kemampuan visual jelas menjadi faktor utama yang mendominasi kemampuan manusia dalam menyerap sesuatu, termasuk pesan marketing dalam bentuk konten storytelling.

Namun, kamu juga tetap harus memperhatikan hal lainnya, seperti audio dan kinestetik agar konten menjadi lebih optimal.

  1. Berikan Kejutan Menarik

Para audiens rata-rata menyukai ‘kejutan’ yang ada dalam sebuah cerita. Sebab, cerita yang mengejutkan dan tidak disangka-sangka akan memberikan kesan tersendiri bagi audiens.

Saat target audiens terkesan dengan konten storytelling kamu, mereka pun akan lebih mudah mengingat nama kamu, lho.

Intinya, buatlah cerita yang menarik, anti mainstream dan tidak bisa ditebak. Plot twist di akhir cerita akan membuat audiens rela menonton konten kamu sampai akhir, bahkan memberikan like, share dan komentar.

  1. Buat Cerita yang Sesuai dengan Audiens

Ingat, sebagus apapun konten storytelling yang kamu buat, jika tidak sesuai dengan audiens, maka akan sia-sia saja. 

Oleh karenanya, pastikan bahwa konten storytelling yang kamu sampaikan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari audiens maupun target pasar. 

Apabila audiens yang kamu targetkan masih muda, maka bisa buat konten mengenai kisah cinta, perjalanan karir maupun persahabatan. 

Namun, jika menyasar orang dewasa, kamu dapat membuat konten tentang sebuah perjuangan, keputusan, dan lainnya.

Sementara jika menargetkan masyarakat umum, kamu bisa membuat konten storytelling tentang hubungan sosial, kemanusiaan, peluang dan kesempatan hidup lebih baik.

Contoh Konten Storytelling yang Disukai Audiens

Ada beberapa kreator terkenal yang selalu membuat konten berupa video, baik di Instagram maupun YouTube dan disukai banyak audiens-nya. 

Sebut saja creator bernama Arafah Rianti yang selalu membuat konten storytelling lucu bersama adiknya. Selain itu, ada juga kreator Leyla Derina yang sering membuat konten storytelling bersama timnya. 

Setiap konten yang dibuat kreator tersebut rata-rata ditujukan untuk para anak-anak muda. Tak heran, kalau audiens yang menonton kebanyakan dari kalangan muda, ‘kan?

Yuk, Jadi Konten Kreator di TipTip Sekarang!

Nah, buat kamu yang tertarik untuk menjadi kreator dengan isi konten menggunakan teknik storytelling, maka bisa gabung menjadi kreator di aplikasi TipTip. Menjadi kreator di TipTip itu gratis, guys. Bahkan, kamu akan mendapatkan penghasilan jika viewers kontenmu banyak, lho. Gimana, tertarik untuk mencoba?

Itulah beberapa teknik storytelling yang bisa digunakan untuk membuat konten. Kamu dapat memilih salah satu teknik yang sesuai dengan topik konten serta target audiens. Jika kamu ingin bergabung menjadi kreator TipTip, yuk langsung saja daftarkan dirimu di https://link.tiptip.id/becomeacreator sekarang!