Sistem daur ulang di Korea telah dikenal sebagai salah satu yang paling ketat dan efektif di dunia. Namun, tantangan dalam mengelola sampah dan daur ulang bagi pendatang atau wisatawan seringkali menjadi masalah. Banyak sumber telah mencatat bagaimana kesulitan dalam memisahkan sampah dan menggunakan kantong plastik yang sesuai dengan daerah masing-masing menjadi salah satu isu utama. Dalam artikel ini, kami akan mengupas lebih dalam tentang bagaimana Korea menangani sampah, serta apa yang harus dipahami oleh para pendatang dan turis mengenai sistem ini.
Penerapan Kebijakan Daur Ulang di Korea
Pemerintah Korea telah menerapkan kebijakan daur ulang sejak tahun 1995. Salah satu kebijakan utamanya adalah warga harus membeli kantong plastik khusus untuk membuang sampah. Kebijakan ini membantu mengurangi volume sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sebagai referensi, banyak artikel yang mengungkap bahwa sampah di Korea dikelola melalui beberapa kategori, seperti sampah makanan, sampah daur ulang, dan sampah non-daur ulang. Pengelolaan yang efektif ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA dan mengurangi polusi lingkungan (The Korea Times).
Jenis-Jenis Kantong Plastik di Korea
Di Korea, warga diharuskan untuk memisahkan sampah ke dalam tiga kategori utama: sampah makanan, sampah non-daur ulang, dan sampah daur ulang. Setiap kategori membutuhkan kantong plastik khusus yang berbeda warna dan ukuran, tergantung wilayah tempat tinggal. Menurut Korea.net, aturan penggunaan kantong plastik ini bertujuan untuk mengurangi sampah dan meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya daur ulang. Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi adalah penggunaan kantong plastik dari wilayah yang berbeda, yang dapat berujung pada denda.
Masalah yang Dihadapi dalam Sistem Daur Ulang
Salah satu masalah utama dalam sistem ini adalah kebiasaan warga yang tidak mencuci sampah daur ulang dengan benar. Misalnya, jika terdapat sisa makanan pada wadah plastik, maka wadah tersebut tidak bisa didaur ulang. Ini menjadi masalah umum yang banyak dilaporkan oleh penduduk lokal dan juga pendatang. Menurut Yonhap News, banyak pendatang yang kesulitan beradaptasi dengan aturan ketat ini. Namun, dengan kesadaran yang meningkat, Korea kini berhasil memaksimalkan sistem daur ulang untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Cara Membuang Sampah yang Benar di Korea
aturan daur ulang di Korea terdengar rumit, mereka sebenarnya sangat membantu dalam menjaga lingkungan. Warga dan pendatang diharuskan untuk memisahkan sampah berdasarkan kategori tertentu dan mengikuti beberapa aturan seperti mengosongkan, mencuci, dan mengeringkan wadah daur ulang. Sebagai contoh, botol plastik harus dilepaskan labelnya sebelum didaur ulang. Aturan ini juga berlaku untuk bahan lain seperti karton, styrofoam, kaca, dan logam.
Bagi mereka yang tinggal di apartemen, pengelolaan sampah bisa berbeda tergantung pada aturan masing-masing bangunan. Beberapa apartemen memiliki hari-hari tertentu di mana sampah dapat dibuang. Pendatang sering kali merasa bingung dengan aturan ini, sehingga penting untuk menanyakan kebijakan apartemen kepada pengelola. Menurut Expat Guide Korea, setiap apartemen di Korea biasanya memiliki lokasi pembuangan sampah yang terpisah dan hari-hari tertentu untuk pembuangan sampah besar seperti furnitur.
Denda untuk Pelanggaran Sistem Daur Ulang
Korea memberlakukan denda yang cukup ketat bagi mereka yang tidak mematuhi aturan daur ulang. Misalnya, jika seseorang membuang sampah sembarangan di tempat umum, mereka dapat dikenakan denda mulai dari 50.000 won hingga 100.000 won, tergantung pada pelanggarannya (The Korea Herald). CCTV sering digunakan untuk memantau pelanggar, dan ada beberapa kasus di mana identitas pelanggar diumumkan ke publik sebagai bagian dari kampanye untuk mencegah pelanggaran di masa depan.